Tari Tradisional


Setelah sebelumnya kita membahas tentang budaya dan kebudayaan aceh,untuk postingan kali ini saya akan membahas tentang beberapa tari tradisional yang ada di daerah aceh,walaupun tidak semuanya dan tidak secara mendetail sih bahasannya. Tapi saya berjanji setelah postingan ini, saya akan membahas satu persatu dalam satu postingan untuk membahas masing - masing tari tradisional yang saya akan tulis di postingan ini,oke daripada kelamaan ngmong melulu, let's check this out...

Macam-macam Tarian Aceh

  • Tari Saman
Ini dia salah satu tari dari aceh yang bisa dibilang paling terkenal diantara tari-tarian lainnya dari daerah aceh,yup tari ini adalah tari saman, asal pembaca sekalian tau saja,tari saman ini diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh isalam lho,tokoh tersebut bernama Syeh Saman. Beliau ini menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa aceh dengan iringan gerakan-gerakan tangan dan syair yang dilakukannya membuat suasana menjadi riang gembira,gerakan tepukan dada, tepukan di atas lutut, mengangkat tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang menjadi ciri khas dari tarian Saman ini.
  • Tari Cangklak
Tari cangklak ini bisa dibilang tari yang mengimajinasikan perempuan-perempuan cantik gemulai, enerjik, dan sedikit genit dengan berbagai aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuhnya yang indah nan gemulai itu, serta pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan identik dengan perempuan seperti payung, kipas, sapu tangan. Perpaduan gerak dan tarian yang laku di aceh dengan tarian yang khas melayu dari daerah timur aceh.
  • Tari Tarek Pukat
Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang pawang laut.
  • Tari Laweut
Laweut? apa itu laweut? Laweut ini berasal dari kata Seulawet atau Shalawat, sanjungan pada nabi besar kita Nabi Muhammad S.A.W, tari ini dipersembahkan atau ditampilkan oleh delapan orang wanita yang biasa disebut juga seudati iring. Tari ini dipergunakan untuk menyampaikan pesan yang bersifat keagamaan, pendidikan dan pembangunan.
  • Tari Meusago

Meusago disini diartikan bersudut, bersegi dan berujung begitu lengkapnya persoalan yang di hadapi dan ibadah manusia dengan manusia, dengan bermacam kehidupan yang dihadapi dan ibadah atau hubungan dengan Tuhan, ide garapan tari ini sebagai syimbol gotong royong dan persaudaraan merupakan wujud dari persatuan, satu kipas barang bermakna tapi menakala bersamaan d paparkan menjadi satu mneuji manfaat bagi kehidupan.
  • Rapai Daboh

Rapai Daboh yaitu suatu permainan ketangkasan atau kekebalan. Permainan Rapai Daboh terdiri dari seorang syekh yang bergelar “Khalifah”, beberapa orang penabuh rebana (rapai), dan beberapa pemain rencong atau senjata tajam lainnya, dimana saat mereka sedang menabuh rebana memukul rapainya sambil bernyanyi dengan lagu-lagu tertentu terus menikam-nikam anggota badan dengan sehebat-hebatnya, kadang-kadang rencongnya menjadi bengkok, yang semuanya berada dibawah pimpinan/pengawasan khalifah. Apa sebab tubuh mereka tidak dimakan senjata, hal ini menurut mereka oleh karena suatu keyakinan bahwa yang berkuasa hanya Khalik (Tuhan) sedangkan makhluk sama-sama tidak berkuasa; jadi besi makhluk dan manusia pun makhluk. Pada waktu para penabuh rapai sedang memukul rebana sehebat-hebatnya, maka para pemain rencong memusatkan seluruh pikirannya pada keyakinan diatas, sedikit pun tidak boleh bergoyang, dan kalau goyang pastilah senjata akan makan tubuh mereka.
  • Musik Seurune Kalee

Seurune Kalee adalah suatu alur kesenian yang sangat digemari di Aceh. Seurune Kalee dalam bahasa Indonesia adalah seruling.Pemain Seurune Kalee terdiri dari satu orang peniup seurune, satu orang pemukul gendang dan tiga orang pemukul rapai, pemain memakai pakaian adat aceh “modifikasi” seragam warna hitam dan lilitan kain bermotif aceh, sekarang musikk seurune kale di kehormatan dan mengiringi tarian tradisional lainnya.
  • Tari Likok Pulo

Tari Likok Pulo dewasa ini sudah menjadi salah satu tari wajib bagi murid sekolah dalam Kota Banda Aceh sebagai mata pelajaran kesenian muatan lokal. Karena pada akhir tahun l980an nasib tarian ini hampir punah dan kembali diperkenalkan pada PKA Pkan Kebudayaan AcehIII tahun l988 hingga sudah berkembang dan populer di kalangan masyarakat. Asal mula tarian ini berkembang di kawasan Pulo Besar Selatan dalam wilayah gugusan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, sekitar 30 mil dari dararatan Kota Banda Aceh. Maka tarian ini juga dengan sebutan Likok Pulo Aceh. Tarian ini sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa era kesultanan Aceh diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar. Di desa Ulee Paya dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Biasanya tarian ini mulai dipertunjukan puluk 21.00 WIB sampai menjelang subuh. Gerak tari Likok Pulo komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul. Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang diiringi dengan musik Rapai dan vokalis nyanyian syair Aceh.
  • Tari Seudati

Seudati adalah perpaduan antara seni suara dan seni tari. Seni Seudati adalah jenis kesenian yang diciptakan setelah berdiri masyarakat islam Aceh yang berfungsi sebagai dakwah dan hiburan. Seudati juga bernama Saman yang berasal kata dari bahasa Arab yang berarti delapan. Dinamakan saman karena para pemainnya terdiri dari delapan orang yaitu Syekh dan para pembantunya berpakaian seragam, yaitu celana pantalon hitam atau putih, baju kaos putih berlengan panjang, di kepala para penari memakai tangkulok.
  •  Tari Meuseukat

Tarian Meuseukat adalah tarian yang sangat pupuler di Aceh yang berasal dari Kab. Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan oleh 10 atau 12 penari dan 2 orang penyanyi. Khusus untuk wanita mengambil posisi dengan cara duduk/berlutut dalam satu barisan dan membuat gerakan tubuh dengan tangan dan kepala. Nyanyian yang berisi pujian atau doa yang dimulai dengan gerakan lambat sampai dengan gerakan cepat.
  • Tari Rapai Geleng

Rapai adalah jenis tamborin yang biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”. Tarian ini dimainkan oleh 11 sampai 12 orang penari dan setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala, dan lain-lain. Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi menggunakan Rapai. Tarian ini juga sangat dinikmati dan menyenangkan.
  • Tari Ranub Lampuan

Tari Ranub Lampuan sangat terkenal di Aceh. Tari ini biasanya dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti para acara Preh linto, Tueng Dara Baro. Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan diiringi dengan instrumen musik tradisional Seurunee Kalee. Penari ditangannya memegang Cerana atau Puan yang yang didalamnya berisi sirih (ranub) yang akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi tamu-tamunya. Tari Ranub Lampuan gubahan dari Tarian Aceh.

Nah mungkin hanya sekian tari-tari yang dapat saya jelaskan,mungkin masih banyak lagi tari yang lainnya juga di luar sana,tapi semoga bermanfaat walaupun hanya sedikit yang bisa saya tulis disini..
See You Next Posting...
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post